SUMBER DAYA MANUSIA YANG KREATIF, DALAM PERSAINGAN MENJALANI MEA.
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang akan dimulai pada awal tahun 2016 merupakan bentuk realisasi dari tujuan akhir integrasi perekonomian negara negara di kawasan Asia Tenggara. Siapkah “KITA” dalam menghadapi persaingan menjalani MEA ?
Dikutip dari crmsindonesia.org, terdapat empat hal yang akan menjadi fokus MEA, yaitu : Pertama, negara negara dikawasan Asia Tenggara akan dijadikan sebagai sebuah wilayah kesatuan pasar dan basis produksi. Kedua, MEA akan dibentuk sebagai kawasan ekonomi dengan tingkat kompetensi yang tinggi yang memerlukan suatu kebijakan yang meliputi Competity Policy, Consumer Protection, Intellectual Property Rights (IPR), taxation dan E-Commerce. Ketiga, MEA akan dijadikan sebagai kawasan yang memiliki perkembangan ekonomi yang merata dengan memprioritaskan pada Usaha Kecil Menengah (UKM). Dan yang keempat, MEA akan diintegrasikan secara penuh terhadap perekonomian global, dengan membangun sebuah sistem untuk meningkatkan koordinasi terhadap negara negara anggota.
Dalam menjalani persaingan pada MEA masyarakat dituntut untuk dapat meningkatkan kreatifitas dan menjadi manusia yang berkarakter pada masing masing individu. Untuk menjadi sumber daya manusia yang memiliki kreatifitas dan berkarakter dapat dilakukan salah satunya dengan pendidikan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dyers, J.H. et al (2011), menyatakan bahwa 2/3 dari kemampuan kreativitas seseorang diperoleh melalui pendidikan, sedangkan 1/3 sisanya berasal dari genetik. Namun sebaliknya 1/3 kemampuan intelejensi seseorang diperoleh dari pendidikan sedangkan sisanya 2/3 diperoleh dari genetik. Oleh karena itu pendidikan dengan pembelajaran berbasis kreatifitas dapat memberikan hasil yang signifikan sampai 200% dibandingkan dengan pembelajaran berbasis intelejensia.
Peran Pendidikan Dalam Menciptakan SDM Yang Kreatif.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut pendidikan merupakan syarat mutlak dalam pembangunan kreatifitas dan karakter dalam diri seseorang. Namun pada kenyataannya dunia pendidikan di Indonesia saat ini masih disibukkan oleh bongkar pasang kurikulum, yang sangat disayangkan kegiatan tersebut masih memiliki cara pandang yang sama yaitu mata kuliah atau mata pelajaran yang diberikan kepada peserta didik dijadikan sebagai tujuan bukan sebagai alat kecakapan hidup. Dapat buktikan dengan proses penilaian keberhasilan masih diukur dari tingkat penguasaan materi saja belum mengacu kepada penerapan materi tersebut sebagai kecakapan dalam memperoleh kesuksesan hidup. Hal ini yang dapat menyebabkan peserta didik menjadi tidak kreatif, tidak inovatif dan tidak berkarakter karena ilmu yang mereka dapat hanya sebatas teori teori saja. Proses pembelajaran tidak cukup hanya untuk meningkatkan pengetahuan saja, tetapi juga harus dilengkapi dengan berkemampuan kreatif, kritis dan berkarakter kuat, yang didukung dengan kemampuan dalam memanfaatkan informasi dan berkomunikasi.
Beberapa cara yang dapat dilakukan dunia pendidikan untuk menciptakan sumber daya manusia yang kreatif untuk menjalani persaingan dalam MEA adalah dengan merubah cara pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik, misalnya dengan memberikan teori tentang suatu materi dan kemudian memberikan gambaran penerapan teori tersebut dalam kehidupan, dengan tujuan para peserta didik dapat mengasah dan meningkatkan kompetensi dirinya masing masing. Sehingga setelah menyelesaikan bangku pendidikan, para peserta didik dapat menerapkan ilmu yang didapatkan selama sekolah atau kuliah. Selain itu juga dapat dilakukan dengan cara merumuskan kurikulum berbasis kreatifitas dimana proses pembelajarannya mengedepankan pengalaman personal melalui proses Mengamati (Observing), Bertanya (Questioning), Menalar (Associating), dan Percobaan (Experimenting), selain itu dengan menerapkan collaborative learning dimana para peserta didik dibiasakan bekerja dalam jejaringan untuk meningkatkan kreatifitas.
Menjadi Sumber Daya Manusia Kreatif.
Tanpa Sumber Daya Manusia yang kreatif, trampil, mempuni dan professional yang di miliki oleh masyarakat Indonesia, maka dapat di pastikan Negara Indonesia hanya akan menciptakan para tenaga kerja kasar, seperti buruh, dan pembantu rumah tangga. Oleh karena itu jika ingin menjadi pemain dalam MEA masyarakat Indonesia dituntut untuk menjadi sumber daya manusia yang kreatif setidaknya memiliki keterampilan khususnya dalam pemanfaatan teknologi. Penelitian yang dilakukan oleh Yidan Wang pada tahun 2012 menyatakan bahwa tren permintaan terhadap tenaga terampil di negara maju terus meningkat, ini menunjukkan bahwa untuk menjalani persaingan dalam MEA setiap individu diwajibkan setidaknya memiliki keterampilan kalau tidak mau dijadikan sebagai penonton saja. Rendahnya SDM Indonesia, sebenarnya belum siap untuk menghadapi MEA, maka untuk itu SDM Indonesia perlu untuk diasah dan di perkuat melalui berbagai kreatifitas dan keterampilan. Karena tenaga kerja yang kreatif dan terlatih jauh lebih utama ketimbang di bandingkan dengan tenaga kerja terdidik. SDM terdidik tanpa memkiliki kopetensi yang memadai akan dapat di kalahkan oleh tenaga kerja yang kreatif, terampil dan terlatih.
Lalu bagaimanakah cara untuk menjadi sumber daya manusia yang kreatif ?. Tidak sulit untuk menjadi sumber daya manusia kreatif asalkan ada kemauan dalam diri masing masing individu untuk menjadi kreatif dan berkarakter. “Thinking Out Of The Box”, istilah tersebut bisa dijadikan sebagai salah satu cara untuk menjadi manusia kreatif dan berkarakter dimana setiap individu dipacu untuk selalu mencari jalan keluar suatu permalsahan dengan menggunakan cara yang berbeda beda. Namun pada kenyataannya sebagian besar masyarakat masih takut untuk mencoba sesuatu hal yang baru karena memikirkan resiko kesalahan. Inovasi tidak akan muncul secara langsung, segala sesuatu harus melalui tahap percobaan, dengan melakukan percobaan dapat diketahui kesalahan kesalahan yang terjadi dan kemudian dapat dilakukan perbaikan untuk mendapatkan hasil sesuai dengan yang diinginkan. Menjadi manusia kreatif hanya diperoleh bagi mereka yang mau mencoba dan menjalankannya, namun semua percobaan yang dilakukan harus didasari oleh ilmu ilmu yang telah dipelajari.
Semoga masyarakat Indonesia mampu menajalani persaingan dalam MEA dengan menjadi manusia yang kreatif dan berkarakter.
Di Posting Oleh : Adi Supriyatna, Hari Jumat, 2016-05-27 - 16:54:39.